Sejuta kapan

Kapan kamu bangkit dari penderitaanmu?

Kapan kamu bisa memaafkannya dan rela melepaskannya?

Kapan kamu mulai bekerja dan memulai rutinitas layaknya orang normal?

Kapan kamu bisa menjawab telepon dengan cepat tanpa melewatkan panggilan-panggilan sebelumnya?

Kapan kamu berhenti menatap dinding-dinding yang jingga itu?

Kapan kamu berhenti mengecek inbox-mu?

Kapan kamu berani menghapus semua gambar, nomor, hingga aromanya dari keseharianmu?

Kapan kamu berhenti menulis tentangnya?

Kapan kamu sadar kalau kamu adalah kesalahan di masa lalunya?

Kapan kamu berhenti berpikir bahwa dia juga merindukanmu?

Kapan kamu menikah?

Kapan kamu berhenti menyebutkan namanya?

Kapan?

Kapan kamu melakukan sejuta kapan pertanyaan di atas?

Posted in Uncategorized

Apa yang paling kamu rindukan dari dia?

Kemarin, sahabatku menelpon, berbicara tentang kerinduan kita, memastikan bahwa aku baik-baik saja, hal yang selalu dia lakukan.

Apa yang paling kamu rindukan dari dia?

Dan ya, aku menangis lagi, sesak rasanya, menarik napas, kutatap langit-langit kamarku yang putih, sepintas kututup mataku, dan menghibur diriku kalau dia baik-baik saja di sana.

Aku merindukan namanya, meremin, memanggil namanya sesaat sebelum aku tidur untuk memastikan kalau dia ada di sampingku. Tidak apa-apa apabila dia juga sudah setengah terlelap seprtiku, asalkan dia ada di sampingku.

Aku merindukan suaranya yang bergetar yang dia sertakan apabila menciumku.

Aku merindukan apabila dia menggodaku dan membuatku marah, jengkel, dan berteriak kesal.

Aku merindukan jawaban yang dia berikan saat aku bertanya jika dia tidak berkata apa-apa, “Tentang kita, ya, aku memikirkan tentang kita nanti”

Aku merindukan saat kita tidak melakukan apa-apa selama sehari, melewatkan hari hanya dengan berbaring dan tidak menggubris waktu yang begitu cepat berlalu.

Aku merindukan melihatnya makan dengan lahap dan cepat.

Aku merindukan jika dia mengajariku bahasanya, dan dia tertawa mendengar dialek yang kuucuapkan, dan mengatakan betapa sempurnanya ejaanku.

Aku merindukan saat dia mengucapkan nama anak-anak kita kelak.

Aku merindukan saat dia berjanji bahwa dia tidak bisa menjanjikan apa-apa aku, selain bahwa dia akan memijat kakiku selalu saat aku mengandung kelak, berjalan di pagi atau sore hari, atau memasakkan makanan yang aku suka buatannya.

Aku merindukan saat dia membacakan novel untukku, tentang gadis kecil yang tinggal di padang rumput.

Aku merindukan saat dia marah karena aku yang terlalu mudah menangis untuk hal-hal kecil.

Aku merindukan saat dia menunjukkan apa yang telah dia beli, beberapa pakaian yang warnanya begitu sempurna di mataku, warna yang semakin menyempurnakan senyum di wajahnya.

Aku merindukan saat dia tidak percaya saat aku mengatakan betapa aku menyukai hidungnya yang tinggi, belahan di dagunya, dan tertawa geli melihat jari-jari tangannya yang besar dan gendut.

Aku merindukan binar matanya saat aku bertanya, bagaimana penampilanku hari ini?

Aku merindukan nyanyian yang dia nyanyikan saat aku sulit memejamkan mataku.

Aku merindukan saat aku pura-pura tidur, untuk mendengar hal-hal yang dia pikir aku tidak akan mendengar saat aku tidur.

Aku merindukan saat dia senyum di tengah tidurnya yang damai seperti bayi.

Aku merindukan saat dia mengancam akan menarik hidungku yang katanya kecil.

Aku merindukan saat,

Saat,

Dia berhenti berbicara, berhenti tertawa, untuk berkata “I Love You So Much, you know that?”

Mungkin dia tidak akan membaca ini, aku hanya ingin berbagi dengan waktu, kali ini.

Posted in Uncategorized

Saat hujan dengan cokelat panas

Setelah memasak dan makan siang, saya putuskan membuat susu coklat. Hujan dari kemarin tidak berhenti, berhenti hanya untuk beberapa menit setelah itu eh hujan lagi, semakin deras malah.

Dengan lagu-lagu Colbie Caillat yang baru saya download, saya duduk termenung sendiri. Entah apa yang saya pikirkan, tiba-tiba ponsel saya berbunyi, sms dari kakak saya yang mengingatkan untuk menjahit kebaya. Saya memang dikenal paling malas urusan kayak beginian, aku hanya membalas ya, besok mungkin. Pernikahan sepupuku semakin dekat.
Saya jadi teringat dengannya. Sepupu saya itu, seangkatan dengan saya, namun dua tahun lebih mda dari saya. Kok bisa? Iyalah, saya kan lambat masuk SD, sedangkan dia gak pake TK. Tapi di saat umurnya yang akan 20 tahun ini, dia memutuskan untuk menikah. Wow.

Tiba-tiba saya memikirkan sebuah pernikahan. Bagaimana menikah di usia semuda itu? Itu yang selalu saya pikirkan. Bagaimana menjadi ibu di usia semuda itu? Padahal, resiko negatif kehamilan di usia muda sangat tinggi. Entahlah.

Saya meneguk coklat panas saya sebelum mendingin. Lidah saya terasa terbakar. Saya teringat waktu kecil, saya sering mengimpikan pernikahan yang meriah. Dengan gaun putih, kue tart besar, kado-kado, dan ucapan selamat. Hari pernikahan merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, terutama anak perempuan yang merasa, bahwa itulah saat-saat dimana dia adalah wanita tercantik di dunia. Menjelang remaja, saya mulai menyusun ulang konsep pernikahan di mata saya. Bagi saya, pernikahan harus dilandasi cinta, saling pengertian, dan semua sifat-sifat ideal lainnya. Kini saat saya mulai bisa mengkritisi sesuatu, saya berpendapat pernikahan adalah perjanjian seumur hidup, pilihan subjek yang pertama dan terakhir dengan siapa kamu akan menghabiskan hidupmu. Pilihan tentang siapa yang kamu putuskan untuk kamu lihat pertama kali saat terbangun dari tidur, pilihan tentang nama siapa yang akan kamu tulis di belakang namamu, pilihan tentang siapa yang akan kamu lihat seharian, besok, lusa, dan hingga harimu habis, pilihan tentang siapa yang akan kamu pilihkan motif kemeja, pilihan tentang siapa yang akan kamu buatkan kopi di sore hari, pilihan tentang siapa yang akan kamu patuhi, dan pilihan tentang siapa yang akan memberikan pemikirannya padamu.

Untuk menjadi bagian dari hidup seseorang, saya tidak perlu sempurna. Ya, semua orang pasti setuju.

Karena ada yang berkata, pernikahan adalah proses melengkapi satu sama lain. Saya teringat pada seseorang yang pernah mengatakan, dia akan sempurna bagimu saat kamu bisa mengerti kekurangannya dan menerimanya, tidak hanya mengagumi kelebihannya.

Saya sering kecewa terhadap orang-orang yang sering mengingkari pilihannya sendiri. Mereka memilih seseorang hingga akhir semuanya, namun mereka semua menyerah pada suatu kondisi dan mereka akhirnya melupakan pilihan mereka. Apa yang terjadi? Pasti jawabannya, sudah tidak menemukan kecocokan. Hah, kecocokan apa yang kamu cari? Kamu hanya perlu menerima dia dan saling memahami, sesederhana itu. Begitukah? Ya.

Hujan sudah mereda dan minuman cokelat saya menghangat perlahan. Saya ucapkan selamat pada sepupu saya yang telah memutuskan pilihannya. Ya, selamat dan saya berbahagia juga. Ya,ya, saya juga akan segera menjahit kebaya saya.

Posted in Uncategorized

Morfin

Aku bangun pagi ini, tanpa medengar kabar lagi. Atau aku tak menginginkannya lagi?

Tentangmu. Semua tentangmu.

Apalah arti sebuah pagi jika tidak ada jaminan mengenai siang yang kita janjikan bersama?

Apakah itu kamu yang bergerak diantara neuron-neuronku?

Lagi?

 

 

 

Posted in Uncategorized

Rain…

I don’t know where I should start if I must tell myself about you.

Should I start when we first meet?

Or when first time you say that love?                    

When you just say that I am your everything, every sun rays in summer, every bloom in spring, every breeze in autumn, every snow in winter?

When you just promise me that no more other tears than happiness?

Or, indeed, when you just start to leave?

One thing  I never forget that is about the rain, that you said it’s eternal like ours

If I want to know how much you love me, you asked me to ask the rain, the raindrops which I cant catch in my hands are the answer how much you love me.

 

Posted in Uncategorized

when everything just turn around

when everything just turn around, everything seems to be gray, darker, shady, and wind is cooler than you think before.

have you ever feel so alive? even you feel like you can bounce from star to star, when you are loved so much.

i did.

i used to.

have you ever look for something you don’t know? but you still keep searching and searching. hoping that the things just born from the absence.

man is a man.

there is no such things more than that.

a real man is the one who forgive your past no matter it hurts him, always be with you in present, and prepare your future together.

go get one.

i will be watching over you. all i can do is watching.

i will pursue my other dream, skeptically.

 

 

Posted in Uncategorized

Sajak si Hipokrit

Jika ada yang mesti kusalahkan, mungkin itu waktu, karena lambat mempertemukanmu padaku, tapi aku berterima kasih pada waktu karena dia mengantarkanmu .

Jika ada yang mesti kucaci, mungkin itu diriku karena begitu hipokrit terhadap kedatanganmu, yang perlu memakan musim demi musim untuk mengetahui kamu menungguku.

Jika ada yang mesti kutangisi, mungkin itu diammu, karena kuanggap membiarkanku menebak-nebak yang kamu pikirkan.

Jika ada yang mesti kukhawatirkan, mungkin itu sesuatu hal yang dinamakan keraguan, yang dapat menyelip kapan pun dan lebih anyir daripada darah manusia.

Jika ada yang kutakutkan, mungkin itu ketiadaanmu yang sebenarnya adalah narasi pendek, yang kita khawatirkan bersama.

Jika ada yang mesti kutertawakan, mungkin adalah kekhawatiranmu, saat kau mulai beringsut takut karena aku tidak disampingmu.

Namun saat kekhawatiranmu datang karena aku tidak disampingmu, aku menangis, meraung, menyumpah, berteriak hingga mengeluarkan semua isi perut dan darahku untuk meyakinkanmu bahwa aku tidak akan pergi seperjuta mili detik. pun.

Posted in Uncategorized

percakapan dengan Daeng Becak

Kemarin saya dan rekan saya tiba-tiba ingin mengunjungi salah satu kawasan kota Makassar yang kami anggap sudah lama terlupakan akibat dari modernisasi. Walaupun kami sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di sini tapi kami bedua tetap antusias mengunjungi tempat tersebut. Terletak di kawasan kantor walikota, biasa disebut daerah Somba Opu, menjadi pusat perbelanjaan oleh-oleh. Selain itu, kawasan ini menjadi tempat penjualan perhiasan emas, dan tempatnya yang dekat dengan Pantai Losari. Hal yang membuat saya betah berkeliling kawasan ini adalah selain tempatnya yang cukup bersih juga terdapat banyak toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir khas Makassar dan beberapa bangunan yang mempertahankan arsitektur eropanya. Kami masuk dari toko ke toko mencari titipan teman saya yang memesan barang khas Makassar. Yang terjadi adalah saya dan teman saya tidak dapat menahan nafsu belanja melihat barang-barang yang tidak kalah bagusnya dibandingkan yang biasa dipajang di etalase-etalase toko mall. Tas khas kain toraja bahakan kain sarung, kaos yang desain-desainnya bagus,bermacam aksesoris seperti gelang, kalung,dan berbagai hiasan seperti lukisan, Barbie versi pakaian adat, dan bahkan piring dari kayu dengan ukiran khas Toraja. Tidak sadar kami keluar masuk toko, waktu berbuka pun tiba, teman saya yang non muslim justru mengingatkan saya untuk cepat-cepat berbuka.

Akhirnya setelah lelah kami mendapatkan suatu tempat makan yang memiliki suasana dengan harga rata-rata. Sambil mengobrol dan menghabiskan pesanan, kami mengamati keadaan sekiar. Semakin malam, semakin banyak orang khususnya remaja yang berjalan ke arah Pantai Losari. Karena rumah kami membutuhkan waktu satu jam dari empat ini maka kami putuskan untuk segera pulang sebelum angkutan kota menuju daerah rumah kami semakin sedikit. Kami memutuskan naik becak untuk menuju tempat pemberhentian angkutan kota menuju daerah kami. Pada tukang becak pertama kami tidak sepakat dengan harganya, kami berjalan dan dicegat dengan seorang tukang becak yang kurang lebih berusia dua puluh lima tahun (teman saya bertaruh bahwa usia tukang becak itu tiga puluhan) dan langsung sepakat dengan harga yang kami tawarkan. Setelah naik, dia mulai melontarkan lelucon dengan logat khas Makassar, teman saya yang memang orang Makassar tiba-tiba bertanya pada si Daeng, nama panggilan yang biasa digunakan masyarakat sini, apakah si Daeng orang Madura. Dia menjawab bahwa dia berasal dari Kalimantan Timur, Tarakan, saya yang berasal dari Balikpapan langsung menanggapi dengan lontaran bahwa saya juga berasal dari Kalimantan Timur tepatnya Balikpapan, kemudian sepanjang perjalanan dia bercerita pada kami tentang petualangnnya dengan singkat. Dia dilahirkan di daerah Gowa kemudian tumbuh besar di Makassar, kemudian dia pergi merantau ke Tarakan selama lima tahun, ke pulau Nunukan selama empat tahun, kemudian pindah lagi ke Serawak. Kini dia menetap di Makassar sebagai tukang becak, walaupun dia ingin menetap di daerah Kalimantan namun nasib memaksanya untk hijrah ke Makassar ini. Dengan alasan dia ingin mencari udara baru setelah dia ditahan empat tahun dan enam bulan di Tarakan sebagai terdakwa pembunuhan pada seorang petugas.

Bukannya kami takut, malah kami bermain-main bahwa kami akan teriak saat akan melalui kantor polisi namun, tentu saja, tidak kami lakukan. Saya dan teman saya bertatapan penuh kagum saat dia melanjutkan kisahnya. Setelah dia bebas, dia kembali ke tempat yang dia panggil rumah untuk kembali menemui anak dan istrinya, namun dia mendapatkan kenyataan bahwa sang istri dan anak kesayangannya telah lari ‘dibawa’orang selama dia di penjara. Dari situ, dia memtutuskan pindah mencari udara baru. Saat teman saya bertanya, apakah dia telah bertobat, dia tertawa dan berkata tidak dan berkata bahwa dia akan tetap melanjutkan petualangannya. Tidak terasa kami sampai di tempat pemberhentian angkutan kota jurusan rumah kami, saya dan teman saya sepakat untuk memberikan semacam uang lebih padanya walaupun kami telah menawar harga yang dia tawarkan sebelum kami naik, dengan cepat dia berkata terima kasih dan segera pergi menghilang meninggalkan saya dan teman saya terkagum-kagum dibuatnya. Bahkan saat naik angkutan kota tidak habis-habisnya kami mengaguminya dan terus berbicara tentangnya. Dia, orang yang paling kaya menurut kami, hidup dengan penuh petualangan, keberanian, dan berani melawan dunia meskipun dunia tidak sejalan dengan keinginannya. Kami berharap kami dapat menumpangi becaknya lagi dan mendapatkan percakapan yang sangat berharga sebagai pelajaran. Membuat hari petualangan kami semakin lengkap tidak hanya dengan bersenang-senang tapi pelajaran hidup dari seorang yang bukan hanya sebagai tukang becak.

Posted in 1